Hari-Hari Anis Matta “Bersama” Buya Hamka dan Kapal Van der Wijck

Sabtu, 28 Desember 2013

tenggelamnya kapal

Jakarta – Liburan akhir tahun dimaksimalkan Anis Matta untuk mengapresiasi karya seni. Kamis (26/12), presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang diangkat dari novel karya Buya Hamka dengan judul yang sama. Film ini dibintangi oleh Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan Reza Rahardian.

Menonton film yang disutradarai oleh Sunil Soraya ini membawa Anis pada kenangan saat kelas V SD di Makasar. Saat itu gurunya menceritakan kisah Hayati dan Aziz di novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Begitu mengharukannya kisah itu, hingga seisi kelas menjadi hening, dan akhirnya murid-murid itu menangis.

Anis sendiri baru membaca novel tersebut saat duduk di bangku SMP. Dari pembacaan langsung itulah Anis mendapat gambaran yang lebih utuh tentang kisah Hayati dan Aziz. Sejak itu, Anis yang saat remajanya ingin menjadi seniman ini mengaku jatuh cinta pada sosok dan karya Hamka.

Setelah dewasa, Anis menulis artikel berseri  bertemakan cinta di Majalah Tarbawi –kemudian diterbitkan menjadi buku Serial Cinta. Salah satu artikelnya berjudul “Kasihanilah Para Pecinta”. Dalam artikel itu, Anis mengutip kisah haru dua sejoli Hayati dan Aziz. Ia mengajak pembacanya membayangkan betapa sakitnya sepasang jiwa yang saling mencintai, namun harus terpisah karena tradisi. Ini tragedi yang hampir selalu menemukan aktualitasnya di setiap zaman.

Menurut Anis, kemampuan meramu tragedi menjadi cerita inilah yang membuat karya Hamka punya kedalaman makna. Ada segitiga konflik antara agama, adat, dan cinta di sana. Dan masalah yang kompleks itu diurai oleh Hamka yang memiliki pengetahuan komprehensif. Wajar jika hasilnya adalah karya sastra yang mampu mendorong terjadinya transformasi budaya.

Hamka adalah sebuah model intelektual bagi Anis. “Beliau seorang generalis dengan pengetahuan yang lengkap. Beliau seorang ulama, sejarawan, budayawan, dan sufi. Saya tumbuh dengan model itu,” ungkapnya. Kemudian Anis melanjutkan, “Novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck ini adalah amal jariyah Buya Hamka. Semoga rahmat Allah terus tercurah kepada beliau dalam kuburnya hingga kelak masuk surgaNya.” (DLS/MFS)