Hubungan Buruh dan PKS Sangat Produktif

Jumat, 14 Februari 2014

IMG_0118_Fotor

Jakarta – Anis Matta mengungkap kemesraan antara kaum buruh dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal tersebut disampaikan presiden PKS itu saat menjadi pembicara pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukarenas) ke-II Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Kamis (2/13), di Hotel Kartika Candra, Jakarta.

“Kemesraan hubungan buruh dan PKS merupakan hubungan yang sangat produktif. Saat ini ada dua anggota DPR PKS yang berasal dari kalangan buruh. Dan untuk pemilu 2014, setidaknya ada 20 orang dari kalangan KSPI yang menjadi caleg PKS,” katanya.

Sejauh ini, menurut Anis, PKS mendukung gerakan kaum buruh memperjuangkan hak-hak pekerja. “Di PKS, ini bidang yang paling agresif dalam bekerja, paling banyak aktivitasnya, sekaligus paling banyak usulan-usulannya yang diakomodasi menjadi kebijakan partai yang kita sampaikan melalui mekanisme parlemen,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Anis juga menyatakan bahwa kaum buruh merupakan bagian penting dari masyarakat gelombang ketiga. Hal ini mengacu pada kecocokan ciri dengan masyarakat gelombang ketiga.

“Ciri ketiga dari masyarakat gelombang ketiga adalah memiliki penghasilan yang baik. Saat ini, kaum buruh sedang berjuang untuk mencapai tujuan itu. Dan salah satu inti yang membangun masyarakat Indonesia saat ini adalah kelas pekerja, the working class!” tegas Anis.

Anis juga melihat potensi keterhubungan gerakan buruh secara internasional. “Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Ini menumbuhkan kesadaran bahwa orang Indonesia bukan hanya memiliki identitas sebagai warga negara Indonesia, tapi juga sebagai warga negara dunia. Dan salah satu warga negara yang paling sadar tentang itu adalah kaum buruh, karena mempunyai koneksi dengan pergerakan kaum buruh internasional,” jelas Anis.

Gelombang ketiga merupakan gagasan Anis Matta tentang periodesasi perjalanan bangsa Indonesia. Setelah melewati era “gelombang menjadi Indonesia” dan era “gelombang menjadi bangsa modern”, saat ini Indonesia memasuki era “gelombang ketiga”. Masyarakat gelombang ketiga, menurut Anis, memiliki lima ciri, yaitu didominasi anak muda, berpendidikan baik, berpenghasilan bagus, terkoneksi dengan baik (well connected), dan warga negara asli demokrasi. (DLS/DFS)