JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta melakukan kunjungan ke Kampung Maranggi dan pusat pembuatan keramik di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar) Selasa (30/11/2021) petang.
Anis Matta ingin mendengar langsung keluhan para pedagang dan pengrajin di masa pandemi Covid-19, bagaimana mereka bertahan hidup dari krisis.
Kedatangan Anis Matta ini disambut Ketua DPD Kabupaten Purwakarta Isep Syafrudin Yahya, serta dua aktor serial Sinetron Preman Pensiun yang tayang di RCTI, Ceu Endoh dan Kang Junaedi.
Di Kampung Maranggi, Anis Matta mencicipi Sate Maranggi, makanan legendaris khas asal Purwakarta ini. Anis Matta memuji kenikmatan Sate Maranggi, hingga tak terasa habis 13 tusuk sate.
“Awalnya saya kurang tertarik makan sate, tapi begitu saya makan Sate Maranggi ini, kok sate ini lebih enak daripada sate yang lain. Nikmatnya luar biasa, saya sampai habis 13 tusuk,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Kamis (2/11/2021).
Anis Matta lantas berdialog dengan satu pedagang sate di Kampung Maranggi, bernama Mang Adi. Mang Adi mengeluhkan pendapatannya menurun selama pandemi.
“Sebelum pandemi 500 tusuk habis, tapi setelah ada Corona penghasilan kita sampai turun setengahnya. Gimana bertahan, ya kita berjualan saja, karena rezeki sudah ada yang ngatur,” kata Mang Adi saat menyampaikan keluhannya.
Usai menyantap Sate Maranggi, Anis Matta kemudian meninjau pusat pembuatan dan penjualan keramik Plered. Anis Matta mengaku kaget begitu datang langsung diberi hadiah pot janda bolong, pot bunga yang telah dilukis logo Partai Gelora.
“Saya kaget tiba-tiba dikasih pot janda bolong, saya kira cuma tanaman saja. Ternyata ada juga pot janda bolong, rupanya karena ini ada lubang dibawahnya, makanya dinamai pot janda bolong,” ujar Anis Matta.
Di sentra pembuatan keramik, Anis Matta melihat proses pembuatan pot janda bolong dan asbak. Anis Matta menilai pembuatan keramik di Pleret ini perlu dilakukan scale up agar memberi nilai tambah.
“Kalau saya lihat di sini bukan soal modal, tapi bagaimana meningkatkan skill agar memberikan nilai tambah dari sisi artistiknya,” jelas Anis Matta.
Para pengrajin keramik ini, lanjutnya, tidak bisa berhasil dengan industri keramik, apabila mengedepankan manual job, tanpa ada nilai tambah skill.
“Valuenya ada di desain, para perajin harus ditingkatkan skillnya, di sekolahkan dan diberikan pelatihan desain. Kita bisa bikin sekolah desain (art),” katanya.
Menurut Anis Matta, pemberdayaan UMKM itu tidak hanya melulu pada pemberian modal, tetapi juga skill dan pemasaran atau market.
“Ada pelajaran yang bisa diambil, kalau sekedar hanya manual job tanpa ada sentuhan market dan desain artistik, harganya pasti murah. Tapi jika di scale up dari desainnya, harganya pasti naik berkali-kali lipat, bisa jadi karya seni atau fesyen,” paparnya.
Anis Matta mengatakan, Partai Gelora terus mendorong para pelaku UMKM agar naik kelas dengan berbagai program pemberdayaan UMKM.
Partai Gelora telah mendirikan YES Preneur untuk membantu UMKM seperti pengetahuan, pemasaran juga dalam segi permodalan.
Partai Gelora telah menunjuk Sally Giovanny, pengusaha muda sukses, owner Batik Trusmi dan The Keranjang sebagai Duta Besar untuk pemberdayaan UMKM di seluruh Indonesia.
“Di Purwakarta sendiri juga sama akan membantu para pelaku usaha ini. Seperti di Cirebon kemarin menandatangani kerjasama dengan pemilik batik resmi keranjang di Bali untuk pembinaan UMKM,” ujar Anis Matta.